SALAKAN, RADARSULAWESI – Calon Bupati Banggai Kepulauan (Bangkep), Sulawesi Tengah (Sulteng) Ir Sugianto Tamoreka siap melanjutkan program pemerintahan sebelumnya.
Sugianto melihat, ada beberapa program yang dibutuhkan masyarakat namun belum sempat terealisasi. Padahal, program-program tersebut sudah direncanakan dengan matang.
Seperti pengembangan Pantai Indah Salakan (PIS) untuk pembangunan pelabuhan kontainer, universitas perikanan berlabel negeri, serta pendekatan pelayanan.
Kandidat peraih enam kursi di Parlemen Trikora ini menegaskan, tiga program gagasan para pemimpin terdahulu itu patut diapresiasi. Sebab azas manfaatnya akan langsung berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat.
“Seorang pemimpin harus berjiwa besar kalau benar-benar ingin mengabdikan diri untuk daerah dan rakyat. Jadi tidak bisa ego, kalau azas manfaat program pemerintahan sebelumnya untuk rakyat, maka tidak ada alasan ditolak, harus dilanjutkan,” tegas beliau.
Politisi yang akrab dengan panggilan Agil ini menjelaskan, pembangunan pelabuhan kontainer merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan perekonomian daerah. Sebab bisa membuka lapangan kerja, menjaga stabilisasi harga bahan pokok, meningkatkan perekonomian kerakyatan serta Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Lalu terkait menghadirkan universitas negeri di Bangkep. Program ini sejatinya sudah berjalan, namun pada akhirnya mandek.
Agil bahkan mendapat desakan dari sejumlah masyarakat Desa Lumbi-Lumbia, Kecamatan Buko ketika bersilaturahmi di desa tersebut pekan lalu. Masyarakat menilai, kehadiran universitas lokal berbasis negeri bisa meringankan beban orangtua siswa.
“Yang terjadi selama ini, uang orang Bangkep khususnya para orangtua siswa hanya memperkaya daerah lain. Para orantua kirim uang ke anaknya yang kuliah di daerah orang. Tapi kalau ada universitas negeri di Bangkep uang masyarakat hanya berputar dalam daerah saja,” kata masyarakat.
Adik kandung Bupati Banggai Ir H Amirudin Tamoreka ini merespon positif keinginan tersebut. Namun Agil berpendapat, universitas negeri di Bangkep haruslah bergerak khusus di sektor perikanan. Sebab sangat cocok dengan kondisi Bangkep yang dikaruniai beraneka ragam kekayaan maritim melimpah.
“Keinginan kami adalah, perguruan tinggi di Bangkep harus menjadi universitas percontohan khusus di sektor perikanan dan kelautan. Kalau universitas negeri umum mungkin kita akan diperhadapkan dengan tantangan bersaing dengan universitas negeri dan swasta lainnya di Sulteng dan sekitarnya,” nilai Agil.
Bersama calon Wakil Bupati Heri Ludong, Sugianto juga menghendaki upaya pendekatan pelayanan, khususnya di wilayah Peling Barat meliputi kecamatan Buko, Buko Selatan, Bulagi Selatan dan Bulagi Utara.Â
Apalagi, dari beberapa kali kunjungan, Agil mengaku telah mendengar cerita miris masyarakat yang ‘tercekik’ kendala biaya menuju ibu kota pemerintahan di Salakan.
“Saya mendegar masyarakat di sana harus mengeluarkan biaya paling sedikit Rp500 ribu untuk ongkos ojek, menginap dan makan untuk sekedar urus Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan urusan lainnya. Bahkan ada yang memilih menyeberang ke Luwuk, dari Luwuk mereka naik kapal ke Salakan untuk meminimalisir biaya perjalanan, ini miris,” cerita Agil.
Belum lagi, sambung dia, tiba di Salakan masyarakat dipersulit oleh oknum-oknum nakal di pemerintahan. “Ujung-ujungnya hanya modus untuk bisa menjalankan praktek pungutan liar (pungli). Kasihan masyarakat sudah keluar biaya besar, diperas lagi oleh oknum nakal. Nah, yang begini-begini ini harus diberantas,” tegasnya.
“Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah mengarahkan beberapa instansi terkait ke kecamatan atau desa-desa tertentu, terutama Dukcapil. Pemerintah itu wajib melayani, jangan terus-terusan masyarakat yang mendatangi pemerintah, harus peka dengan kondisi masyarakat,” tuturnya.
Olehnya, Sugianto mengharapkan doa serta dukungan masyarakat Bangkep agar STAR-HERO terpilih sebagai bupati dan wakil bupati periode 2024-2029 pada 27 November mendatang.
“Semua ini bisa kami lakukan jika bapak/ibu memilih STAR-HERO. Sebab tanpa peran saudara sekalian, kami bukanlah apa-apa,” harap Agil.***
Komentar