MOROWALI, RADAR SULAWESI – Kabupaten Morowali menjadi saksi sebuah momentum bersejarah dengan dilaksanakannya peletakan batu pertama pembangunan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Morowali, Selasa 16 September 2025.
Kegiatan ini tidak hanya menandai awal dimulainya pembangunan fasilitas pelayanan publik di bidang keimigrasian, tetapi juga dirangkaikan dengan kegiatan penanaman pohon kelapa sebanyak 200 biji sebagai simbol kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan pangan.
Prosesi penanaman pohon kelapa dilakukan secara simbolis oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, didampingi Plt. Direktur Jenderal Imigrasi, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Imigrasi, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Banggai, Bupati Morowali, Ketua DPRD Morowali, serta jajaran Forkopimda Kabupaten Morowali.
Kehadiran berbagai unsur pimpinan daerah tersebut menunjukkan sinergi kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung pembangunan Morowali sebagai salah satu pusat pertumbuhan di Sulawesi Tengah.
Dalam sambutannya, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto, menegaskan bahwa kegiatan penanaman kelapa ini bukanlah seremonial semata, melainkan langkah nyata yang selaras dengan kebijakan pembangunan nasional.
“Kelapa merupakan tanaman yang memiliki nilai strategis. Hampir seluruh bagian pohonnya bisa dimanfaatkan, mulai dari buah, sabut, batang, hingga daunnya. Inilah salah satu bentuk nyata implementasi Asta Cita Presiden, khususnya poin kedua mengenai swasembada pangan. Dengan menanam pohon kelapa, kita menanam harapan dan keberlanjutan bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Menteri juga menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi simbol bahwa pembangunan infrastruktur tidak boleh dilepaskan dari aspek keberlanjutan lingkungan dan pangan. Kantor Imigrasi yang segera dibangun di Morowali diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, sementara penanaman kelapa diharapkan memberi manfaat jangka panjang bagi ketahanan pangan daerah.
Sementara itu, Bupati Morowali dalam sambutannya mengingatkan pentingnya diversifikasi ekonomi daerah yang selama ini sangat bergantung pada sektor pertambangan.
“Kita semua tahu bahwa Morowali dikenal sebagai daerah dengan potensi pertambangan yang besar. Namun, kita tidak boleh hanya bertumpu pada satu sektor. Apabila suatu saat nanti pertambangan habis, kita harus sudah menyiapkan alternatif lain. Kelapa bisa menjadi salah satu sektor unggulan yang menopang perekonomian masyarakat Morowali. Dengan pemanfaatan yang tepat, kelapa dapat menjadi sumber pangan, energi, sekaligus bahan baku industri yang bernilai tambah,” jelasnya.
Kegiatan penanaman 200 pohon kelapa ini mendapat sambutan positif dari jajaran Forkopimda serta tokoh masyarakat yang hadir. Mereka menilai langkah ini merupakan contoh nyata bahwa pembangunan tidak boleh hanya mengejar keuntungan jangka pendek, tetapi juga harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kebutuhan masyarakat di masa depan.
Dengan terlaksananya kegiatan peletakan batu pertama dan penanaman pohon kelapa ini, pemerintah pusat dan daerah berkomitmen menjadikan Morowali tidak hanya kuat di sektor pertambangan, tetapi juga tangguh dalam ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan. ***
Komentar