PALU RADAR SULAWESI,Id – Produk hasil karya warga binaan pemasyarakatan Sulawesi Tengah kini menembus panggung
ekonomi nasional. Sepanjang periode Januari hingga September tahun 2025, Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah (Kanwil Ditjenpas Sulteng) mencatat capaian
membanggakan melalui partisipasi produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) warga binaan
dalam Indonesia Prison Product Expo (IPPA) Fest di Lapangan Banteng dan Aloha PIK 2, Jakarta.
Ajang pameran berskala nasional yang digelar pada April dan Agustus 2025 itu menampilkan
berbagai hasil karya dari lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan) se-Sulawesi
Tengah. Total penjualan produk mencapai Rp 5.994.000, menandai partisipasi aktif pemasyarakatan
Sulteng dalam mendorong ekonomi kreatif berbasis pembinaan.
Kepala Kanwil Ditjenpas Sulteng, Bagus Kurniawan, menyebutkan bahwa keberhasilan ini menjadi
bukti nyata transformasi pembinaan warga binaan menuju kemandirian ekonomi kreatif.
“Kami ingin menunjukkan bahwa di balik tembok pemasyarakatan, ada karya dan potensi besar.
Produk-produk warga binaan tidak kalah kualitasnya dengan hasil UMKM pada umumnya,” ujar
Bagus, Senin (27/10/2025).
Produk yang dipamerkan meliputi berbagai hasil kerajinan dan olahan pangan, seperti kerajinan
batok kelapa, rajutan tas, kain tenun Donggala, tempat tisu, sambal roa, bawang goreng, dan keripik
pisang. Selain itu, lapas Toli-Toli juga menampilkan lukisan dan papan catur kayu hasil karya warga
binaannya, sementara Lapas Kolonodale memperkenalkan produk air minum kemasan Moiko Water.
Bagus menjelaskan, pameran ini tidak hanya menjadi wadah promosi, tetapi juga bentuk nyata
pemberdayaan ekonomi bagi warga binaan. “Kegiatan ini memberi ruang bagi mereka untuk belajar
berwirausaha, memahami pasar, dan menumbuhkan rasa percaya diri bahwa mereka mampu
berkontribusi bagi masyarakat setelah bebas nanti,” tuturnya.
Ia juga menegaskan, capaian tersebut menjadi langkah konkret dalam mendukung Asta Cita Presiden
dan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya dalam hal penguatan
dan pendayagunaan warga binaan untuk menghasilkan produk UMKM yang berniali ekonomis.
“Melalui program ini, kami mendorong pembinaan yang lebih produktif dan berorientasi pada hasil
nyata,” tegasnya.
Selain tampil di tingkat nasional, produk UMKM binaan juga rutin dipamerkan di berbagai kegiatan
daerah, seperti Car Free Day di Kabupaten Buol, pameran UMKM di Lapas Palu, hingga galeri
kerajinan di Toli-Toli dan Luwuk. Seluruh kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Kanwil Ditjenpas
Sulteng memperkuat jejaring pemasaran sekaligus mengubah wajah pemasyarakatan menjadi lebih
produktif.
Lebih lanjut, Bagus menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung, mulai dari
Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, hingga mitra UMKM lokal yang turut membantu
pengembangan produk warga binaan.
“Sinergi lintas sektor menjadi kunci. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak yang percaya
bahwa pembinaan bisa melahirkan karya dan nilai ekonomi,” tegasnya.
Kanwil Ditjenpas Sulteng berkomitmen memperluas kapasitas pelatihan, memperkuat akses pasar
digital, dan membangun sistem pembinaan berbasis industri kreatif agar hasil karya warga binaan
semakin berdaya saing.
“Pemasyarakatan harus menjadi bagian dari solusi ekonomi, bukan beban. Melalui UMKM, kami
membangun karakter, keterampilan, dan kemandirian warga binaan,” pungkas Bagus.

















Komentar