MORUT RADAR SULAWESI – Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Kabupaten Morowali Utara, untuk pertama kalinya menggelar dialog antar-pemimpin gereja (gembala) lintas denominasi sebagai salah satu wujud tugas pokok dan fungsi Bamag yakni membina dan meningkatkan kerukunan internal gereja lintas denominasi di daerah ini.
Program perdana ini diselenggarakan di Gedung Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Taliwan, Kecamatan Mori Utara, Senin (26/5), dihadiri 80 gembala sidang dari 14 denominasi gereja yang ada di Kecamatan Mori Atas dan Mori Utara.
Ketua Bamag Morut Pdt Marten Tamauka, S.Th yang juga Ketua Klasis Kolonodale Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) menjelaskan bahwa dialog intra-gerejawi ini akan dilaksanakan empat kali dalam tahun 2025 di empat wilayah yakni Wilayah Mori Atas dan Mori Utara, Wilayah Lembo dan Lembo Raya, Wilayah Petasia, Petasia Timur dan Petasia Barat serta Wilayah Bungku Utara dan mamosalato.
Dialog ini menampilkan pemateri utama adalah Bupati Morowali Utara Dr. dr. Delis J. Hehi, MARS, Anggota DPD RI asal Sulteng yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Morut Febriyanthi Hongkiriwang, serta pemateri dari Pembimas Kristen Kantor Kemenag Morut, Ketua Bamag Morut dan Kepala Bagian Kesra Kantor Bupati Morut yang diwakili Pdt. Selvi Mathindas, M.Si.
Para peserta membahas banyak hal, terutama terkait hubungan antar-gereja dalam pelayanan sehari-hari dimana disepakati agar setiap pemimpin gereja saling menghormati dan menghargai sesama pelayan Tuhan Yesus Kristus meskipun ada perbedaan dalam doktrin organisatoris serta tata cara pelayanan.
Pembimas Kristen Kantor Kemenang Morut Manira Jaya A. Toralawe antara lain menjelaskan syarat-syarat mendirikan gereja serta hal-hal yang sering menimbulkan gesekan antar-gereja yang harus dihindari.
Sedangkan Pdt Selvi Mathindas dari Bagian kesra Kantor Bupati menjelaskan hubungan pemerintah daerah dan gereja bahkan agama-agama lainnya, bagaimana memanfaatkan bantuan pemda untuk tokoh-tokoh agama dan pembangunan rumah ibadah.
Selvi menjelaskan bahwa Pemkab Morut mengungkapkan, sejak kepemimpinan Delis-Djira sebagai Bupati dan Wakil Bupati Morut, pemerintah kabupaten memberikan perhatian khusus kepada seluruh pemimpin agama mulai dari pemberian insentif bulanan, peningkatan kapasitas tokoh-tokoh agama, bantuan pembangunan rumah-rumah ibadah, pembiayaan kegiatan-kegiatan keagamaan, perlindungan sosial lewat kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan serta wisata rohani ke luar negeri.
Sedangkan Anggota DPD RI Febriyanthi Hongkiriwang dalam dialog yang penuh keakraban yang membicarakan hal-hal serius sampai canda dan tawa, pada intinya mengharapkan dukungan do’a dari para pemimpin gereja bahkan semua tokoh agama untuk pembangunan Morut mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas dan sejahtera.
Sedangkan Bupati Morut yang tampil sebagai pembicara terakhir menegaskan bahwa pihaknya sangat memperhatikan pembinaan kehidupan beragama serta kesejahteraan para tokoh agama semua agama di Morut karena ia meyakini bahwa Morut bisa berkembang maju dengan banyak pencapaian besar sejak 2021, itu berkat dukungan doa para pemimpin agama dan seluruh umat beragama di daerah ini.
“Kuasa doa itu sangat kami rasakan dampaknya dalam memimpin Morut. Banyak sekali masalah-masalah berat dan sulit bisa terselesaikan dengan baik. Yang lebih penting lagi adalah kerukunan hidup umat beragama dan aktifitas bermasyarakat terpelihara dengan baik sampai saat ini, sehingga pembangunan dan investasi di daerah ini berjalan cukup pesat,” ujarnya.
Dialog antar-pemimpin gereja berikutnya dijadwalkan berlangsung di Desa Tinompo pada 12 Juni 2025 yang akan diikuti para pemimpin gereja di Kecamatan Lembo dan Lembo Raya. (MCDD)
Komentar