Oleh: Supriadi Lawani / Penulis adalah Petani Pisang
Luwuk, 2 Desember 2025
TULISAN ini tidak memiliki kepentingan apa pun. Tidak untuk pencitraan, tidak untuk politik, tidak pula untuk popularitas. Ini hanya catatan kecil tentang seorang sahabat yang—di tengah dunia yang semakin gaduh—masih memperlihatkan bahwa integritas dan ketulusan bisa hidup berdampingan dalam sebuah jabatan yang sering ditafsirkan sinis oleh banyak orang.
Saya mengenal Kasat Usman bukan pertama-tama sebagai aparat penegak hukum, tetapi sebagai pribadi. Ia adalah tipe manusia yang membuat orang merasa aman hanya dengan kehadirannya. Ramah tanpa dibuat-buat, sederhana tanpa kehilangan wibawa, dan mampu bergaul dengan siapa pun tanpa menimbang hierarki sosial. Di Banggai yang majemuk dan dinamis, karakter semacam ini bukan hanya kelebihan; ia adalah kebutuhan.
Namun ada satu hal yang paling menonjol dari dirinya: cara berpikir preventif yang luar biasa. Banyak orang menganggap tugas intel hanyalah mencari informasi, mengamati dinamika, atau membaca situasi. Tapi pada Kasat Usman, tugas itu berubah menjadi sebuah seni—seni mengantisipasi. Ia selalu berusaha agar sesuatu yang berpotensi menjadi masalah tidak pernah sampai menjadi masalah. Ia membaca gelombang sebelum riak itu muncul di permukaan, dan bekerja dalam senyap agar masyarakat tetap tenang tanpa pernah tahu betapa dekatnya mereka dengan kekacauan.
Kecerdasan seperti ini tidak dimiliki oleh semua aparat. Bahkan tidak semua ingin memilikinya, karena kemampuan itu menuntut empati, kesabaran, dan kemampuan mendengar yang lebih besar daripada keinginan menangkap atau menindak. Di tangan orang yang tidak tepat, intel hanyalah fungsi teknis. Di tangan Usman, intel adalah pengabdian.
Yang membuat saya hormat kepadanya bukan hanya profesinya, tetapi konsistensinya. Ia tidak memilih jalur aman, tidak mencari pujian, dan tidak pula menuntut panggung. Ia menjalani pekerjaannya dengan tenang, seolah-olah setiap hari adalah kesempatan baru untuk menjaga kedamaian di tanah yang sama-sama kami cintai.
Kasat Usman, demikian kami biasa memanggilnya, adalah contoh bahwa integritas masih mungkin dipertahankan di dalam institusi mana pun, termasuk institusi yang sering disalahpahami. Ia membuktikan bahwa kekuatan seorang aparat bukan semata pada kewenangannya, tetapi pada kerendahan hatinya dalam memahami masyarakat yang ia layani.
Tulisan ini hanyalah penghormatan kecil dari seorang sahabat. Jika Banggai hari ini lebih tenteram, lebih terjaga, dan lebih damai dalam banyak situasi, maka di balik itu ada orang-orang yang bekerja tanpa pamrih—dan Kasat Usman adalah salah satunya.
Begitulah Kasat Usman yang saya kenal: sederhana, cerdas, berintegritas, dan selalu berdiri di garis paling sunyi dari upaya menjaga ketertiban. Orang baik yang mengabdikan diri bukan untuk dilihat, tetapi untuk memastikan semuanya tetap baik-baik saja.
Ada informasi dari seorang kawan bahwa dia akan pindah tugas ketempat lain, sebagai aparat penegak hukum itu mungkin biasa dan kami tidak mampu menahannya. Namun tentu saja kami akan sangat kehilangan, saya dan banyak teman atau mungkin banyak dari kita masyarakat Banggai yang pernah dibantu atau berelasi dengannya.
Kasat Usman, polisi baik.




Komentar