SALAKAN, RADARSULAWESI – Bakal calon bupati dan wakil bupati Banggai Kepulauan (Bangkep), Sulawesi Tengah (Sulteng) Sugianto Tamoreka-Heri Ludong mulai intens berinteraksi dengan masyarakat.
Hal itu merupakan upaya pasangan ‘STAR-HERO’ -tagline Sugianto Tamoreka-Heri Ludong- dalam berburu simpatik masyarakat jelang voting day Pilkada serentak 2024 pada 27 November mendatang.
Bukan dengan memfitnah atau menjatuhkan, STAR-HERO justru fokus meyakinkan rakyat Banggai Kepulauan akan komitmen keduanya untuk kemajuan daerah yang telah dituangkan dalam visi misi serta program kerja lima tahun kedepan.
Kali ini, giliran masyarakat Desa Seasa, Kecamatan Bulagi yang dikunjungi STAR-HERO, Senin 9 September 2024. Kedatangan rombongan kandidat yang diusung oleh koalisi Partai Demokrat dan PDI Perjuangan ditambah dukungan Partai Buruh dan Partai Gelora itu disambut dengan kalungan bunga dan tarian adat Sea Sea (suku asli dataran tinggi Pulau Peling).
Penyambutan yang dipimpin oleh kapitan atau orangtua adat Sea Sea Kecamatan Bulagi tersebut berlangsung hikmat dsn sakral. Ratusan pasang mata pun menyaksikannya sekaligus ikut menyambut kedatangan rombongan kandidat.
Sebelum memasuki lokasi pertemuan, orangtua adat setempat menghadiahkan STAR-HERO ‘Tuala’, yakni penutup kepala khas adat Banggai.
Lantunan syair Sea Sea bermakna pengharapan akan lahirnya sosok pemimpin pro kepentingan rakyat pun menyertai langkah langkah Sugianto-Heri.
Sugianto mengaku terharu serta bahagia mendapat hadiah tuala. Dia menegaskan, Bangkep daerah beradat yang menjunjung tinggi adat istiadat.
“Tanah ini berbudaya,” tegasnya.
Di hadapan masyatakat, Sugianto meyakinkan jika dirinya bukanlah politisi impor yang datang dari negeri nan jauh hanya untuk memuaskan sahwat kekuasaan.
Dirinya berasal dari Moilong, Kabupaten Banggai yang masih serumpun dengan Banggai Kepulauan.
“Saya bukan prodak impor, saya bukan orang luar, saya putra Moilong, anak Babasal,” serunya yang disambut tepuk tangan warga Seasa.
Agil -panggilan akrab Sugianto- bercerita, jika dirinya putra ke tujuh dari sepuluh bersaudara. Ayahnya merupakan mantan kepala desa yang pernah memimpin Desa Toili, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai selama 32 tahun.
Sementara sepuluh saudaranya berlatarbelakang pengusaha. “Tidak ada satupun saudara saya yang PNS atau ASN, semua punya kerjaan,” katanya.
Dia mengaku, niatnya maju pada Pilkada tahun ini tidak terlepas dari dorongan akan kecintaannya terhadap daerah. Di mata pria kelahiran 46 tahun silam ini, Pulau Peling memiliki potensi yang jika dikelola dengan serius bisa meningkatkan kemaslahatan rakyat.
Olehnya, dia bertekad mengabdikan diri demi bisa membuktikan kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa Bangkep kedepan bisa berkembang dan maju mengejar ketertinggalan dari kabupaten saudara (Banggai).
“Kita bisa berkolaborasi dengan Kabupaten Banggai dalam meningkatkan pembangunan,” pungkasnya.***