banner 728x250

Mahasiswa Sebut Pemindahan Aktivitas Peti Kemas Ke Pelabuhan Tangkian Merupakan Kebijakan yang Vatal!

  • Bagikan
Aliansi mahasiswa dan buruh menggelar aksi demontrasi menolak pemindahan aktivitas peti kemas dari Teluk Lalong ke Tangkian, di Bundaran Tugu Adipura, Kamis 9 November 2023. [Foto: Andi Ardin A Ndiona]
banner 468x60

LUWUK, RADAR SULAWESI – Ratusan masa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Buruh Kabupaten Banggai menggelar aksi demontrasi, Kamis 9 November 2023.

Aksi demontrasi yang digelar di sejumlah titik di Kota Luwuk yakni Pelabuhan Rakyat, Tugu Adipura, Gedung DPRD dan KUPP Luwuk tersebut, merupakan aksi lanjutan untuk merespon kebijakan perpindahan aktivitas peti kemas dari Teluk Lalong ke Tangkian.

Menurut mahasiswa, aksi demontrasi tersebut merupakan aksi untuk memperjuangkan agar tidak terjadi inflasi dan kesenjangan sosial di Kabupaten Banggai. Sebab kata mahasiswa, pemindahan aktivitas peti kemas dari Teluk Lalong ke Tangkian hanya akan mempengaruhi perekonomian daerah, dimana Kota Luwuk mengalami kenaikan harga-harga.

“Jika pemindahan aktivitas peti kemas ini dilakukan, kenaikan harga tidak hanya akan terjadi di Luwuk, tapi juga di beberapa daerah tetangga, yakni Banggai Kepulauan, Banggai Laut hingga Taliabu,” ujar mahasiswa.

Pemindahan aktivitas peti kemas kata mahasiswa, bukan merupakan solusi untuk mengatasi kesenjangan sosial atau pemerataan ekonomi masyarakat Kabupaten Banggai. Mahasiswa menduga kebijakan itu merupakan konspirasi yang sengaja dibangun oleh pihak tertentu untuk kepentingan kapitalis.

“Patut diduga ini adalah konspirasi yang dibangun oleh KUPP dan kapitalis lokal,” ujar mahasiswa.

Dengan pindahnya aktivitas peti kemas ke Tangkian, nasib ribuan buruh dan anak-anaknya akan terancam. Banyak orang akan kehilangan kehidupan yang layak, terlebih Banggai masih mengalami kemiskinan yang ekstrim.

“Pemindahan petir kemas merupakan kebijakan prematur yang hanya memikirkan kepentingan segelintir pengusaha lokal yang hanya mementingkan dirinya sendiri,” pungkas mahasiswa.

“Masyarakat bukannya sejahtera tapi hanya akan tambah miskin dengan adanya pemindahan aktivitas peti kemas ini,” lanjut mahasiswa.

Alasan pemerintah mengeluarkan kebijakan pemindahan aktivitas peti kemas ke Tangkian agar tidak terjadi kemacetan dan untuk keindahan kota kata mahasiswa, tak memiliki dasar. Pasalnya, kemacetan yang kerap terjadi di Kota Luwuk bukan karena aktivitas truk peti kemas dari pelabuhan Luwuk melainkan dari Tangkian.

“Kebijakan ini dikeluarkan dengan alasan kemacetan dan keindahan kota. Fakta di lapangan aktivitas peti kemas yang masuk ke Kota Luwuk justru peti kemas yang berasal dari Tangkian,” jelasnya.

Olehnya, mahasiswa menilai bahwa kebijakan pemindahan aktivitas peti kemas dari Teluk Lalong ke Tangkian merupakan kebijakan yang vatal dan tidak memikirkan nasib banyak orang. ***

banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *