LUWUK, RADAR SULAWESI – Pihak keluarga membeberkan kronologi bayi meninggal dunia di dalam kandungan di RSUD Luwuk.
Keluarga korban, Jihan Audi mengatakan, kakaknya yang merupakan ibu dari bayi malang tersebut melakukan konsultasi ke salah satu dokter spesialis kandungan di Kota Luwuk.
Berdasarkan hasil konsultasi, dokter memperkirakan bayi akan lahir pada tanggal 13 September nanti.
“Perkiraan dokter tanggal 13. Tapi kemarin (3 September, red) sudah keluar lendir,” ujarnya.
Karenanya, pihak keluarga langsung menghubungi dokter yang bersangkutan dan memutuskan untuk dirujuk ke RSUD Luwuk.
“Kita hubungi dokternya, dan katanya oke. Dia (dokter, red) bilang sampai jam 12 di rumah sakit,” imbuhnya.
Saat di RSUD, dilakukan pemeriksaan dan detak jantung ibu dan bayi di dalam kandungan.
“Detak jantung bayi semua aman, sama ibunya aman,” terangnya.
Hingga pukul 16.00 lanjut dia, mulai pecah ketuban. Oleh perawat, ibu bayi di rujuk ke ruang operasi.
“Sebelum masuk ke ruang operasi, kami keluarga korban minta agar telfon dokter yang bersangkutan agar secepatnya dilakukan operasi. Tapi katanya tunggu 2 jam lagi, sementara ibu bayi sudah di ruang operasi. Begitulah sampai ibu bayi masuk ruang operasi tapi dokternya belum ada,” tandasnya.
Pihak keluarga curiga sudah dilakukan operasi oleh dokter praktek. Pasalnya, bayi dinyatakan meninggal pada pukul 19.00 sedang dokter tiba di RSUD selepas sholat isya.
“Kami curiga dokter praktek sudah melakukan operasi duluan. Sementara operasi suaminya dilarang masuk, bahkan sampai dicegah di luar, dimarah. Tiba-tiba dokter kasih tahu bayi meninggal,” jelasnya.
Kejanggalan lain lanjut dia, terdapat kejanggalan dimana tubuh bayi dipenuhi luka. ***
