banner 728x250

Pulau Makasar dan Cerita Sejarah Masalalu Kesultanan Buton

  • Bagikan
Andi Ardin/Wartawan Radarsulawesi.id
banner 468x60

Selain memiliki beteng terluas di dunia, Kota Semerbak, Bau-bau, Sulawesi Tenggara, juga memiliki sebuah pulau cantik yang masih terjaga kealamiannya. Pulau yang dikelilingi oleh Pulau Boton dan Pulau Muna ini diberinama Pualau Makasar.

Oleh: Andi Ardin A. Ndiona, Wartawan Radarsulawesi.com

JAUH dari hiruk-pikuk perkotaan dan bisingnya kendaraan, terdapat sebuah pulau kecil yang di kelilingi laut di Kota Semerbak, Bau-bau.

Di pulau yang masih terlihat kelamiannya ini, diberi nama Pulau Makasar. Bagi sebagian masyarakat Kota Bau-bau, pulau ini juga dikenal dengan sebutan “Puma” atau singkatan dari Pulau Makasar.

Untuk menuju Pulau Makasar, membutuhkan waktu 15-20 menit menggunakan spead boat atau perahu mesin tempel dari Pelabuhan Pantai Kamali di Kota Bau-bau.

Sepanjang perjalanan, kita bisa menyaksinkan langsung birunya laut yang masih sangat terjaga kebersihannya. Bahkan sebelum sampai di pelabuhan Pulau Makasar, kita bisa melihat langsung dasar laut dari spead boat yang kita tumpangi. Tak jarang kita bisa melihat ikan-ikan yang asik bermain di antara karang-karang.

Pulau Makasar [Foto Damsir Adam]

Selain jalur laut, untuk menuju Pulau Makasar juga bisa melalui jalur darat. Belakangan, pemerintah setempat membangun jembatan yang menghubungkan daratan Lowu-lowu (Salah satu kelurahan di Bau-bau) dengan pulau yang juga dikenal dengan nama Liwuto (bahasa daerah Buton, red).

Jembatan yang diberinama “Jembatan Biru” ini menjadi salah satu ikon Pulau Makasar karena panjangnya yang lebih dari 1 kilometer dan sering menjadi tempat kaula muda berswafoto.

Bagi yang memilih jalur darat, sepeda motor bisa menjadi alternatif. Perjalanan yang ditempuh hanya kurang dari 1 jam dengan melewati sejumlah destinasi wisata air terjun dan pemandangan yang tidak kalah menarik.

 Jika memilih jalur laut kita bisa melihat keindahan bahari Pulau Makasar, bagi yang memilih jalur darat bisa  memanjakan mata dengan pemandangan Pulau Makasar dari Bukit Wantiro.

Dari bukit ini, kita juga bisa menyaksikan keindahan sunset jika melakukan perjalanan pada sore hari.

Di bukit yang berhadapan langsung dengan Pulau Makasar tersebut, juga terdapat leter Bau-bau. Disini, kita bisa mengabadikan momen bak sedang berada Holiwood.

Tak sampai disitu. Sebelum menyeberang di Jembatan Biru, Pulau Makasar, kita akan melewati destinasi wisata Air Terjun dan Permandian Alam Bungi.

Di tengah rindangnya pepohonan dan sejuknya udara di Bungi, Waruruma, kita juga bisa menikmati kuliner jagung rebus dan kelapa muda, serta kuliner khas masyarakat Buton seperti kasuami dan ikan bakar, yang dijajakan di pinggir jalan.

Cerita Sejarah pemberian Nama Pulau Makasar

Jika mendengar nama Pulau Makasar, sebagian orang akan beranggapan bahwa pulau tersebut berada di Sulawesi Selatan. Namun kali ini berbeda. Pulau Makasar yang satu ini berada di wilayah administratif Kota Bau-bau.

Nama pulau dengan luas kurang lebih 10 kilometer persegi ini, sering kali dikaitkan dengan cerita sejarah masa lalu.

Konon, asal-muasal nama Pulau Makasar diberikan saat Kesultanan Gowa menyerbu Kesultanan Buton dengan 20 ribu armada laut.

Alasan penyerbuan tersebut karena Kesultanan Buton dianggap melindungi Arung Palaka yang merupakan buronan utama Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa, pada tahun 1666.

Pada saat penyerbuan yang dilakukan Kesultanan Gowa yang dipimpin oleh Bontomarannu, Kesultanan Buton yang dibantu oleh 500 pasukan Belanda dan 300 bumiputra berhasil mengalahkan 20 ribu armada laut Kesultanan Gowa dengan persenjataan yang lebih modern.

Saat itu pula, 5 ribu lebih pasukan Kesultanan Gowa menjadi tawanan perang dan ditahan di sebuah pulau yang kini dikenal dengan nama Pulau Makasar.

Ada juga versi lain terkait asal-muasal nama Pulau Makasar. Ada yang menyebutkan bahwa nama tersebut diberikan karena menjadi tempat bermukim hulubalang dan pendamping Arung Palaka. Mereka diberikan tempat oleh Kesultanan Buton karena enggan untuk kembali ke Makassar.

Sebagian orang juga meyakini bahwa pemberian nama Pulau Makasar karena para pasukan Kesultanan Gowa yang ditawan Kesultanan Buton dan sekutunya, diberikan tempat di Pulau Makasar karena tak ingin kembali ke Gowa. Mereka dianggap gagal mendapatkan kepala Arung Palaka yang melarikan diri ke Tanah Buton. ***

banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *