banner 728x250

Wabup Morut Ingatkan OPD Terkait Agar Tidak Persulit Kelompok Usaha

  • Bagikan
banner 468x60

MORUT RADAR SULAWESI- Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang masuk dalam tim Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pemda Kabupaten Morowali Utara menggelar rapat evaluasi sekaligus perumusan petunjuk teknis BKK TA 2024.

Rapat yang dipimpin Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Morut, Drs. Andi Parenrengi, berlangsung di ruang rapat wakil bupati, Rabu (10/7/2024).

Program BKK mulai digulirkan tahun 2022 dengan plafon anggaran dari Pemda Morut sebesar Rp 300 juta setiap desa, dengan rincian Rp 100 juta untuk kelompok usaha pemuda, Rp 100 juta untuk kelompok usaha perempuan dan Rp 100 juta untuk kelompok usaha tani/nelayan.

Dalam rapat tersebut, Wabup Morut H. Djira K mengingatkan program bantuan keuangan khusus merupakan program strategis karena terkait langsung dengan upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di desa.

Untuk itu ia minta agar tim terkait program BKK ini mengevaluasi secara tuntas dan merumuskan agar pemberian bantuan modal untuk kelompok usaha tersebut benar-benar mencapai sasaran.

“Program BKK ini masuk dalam 14 program prioritas pemerintahan Delis-Djira. Tujuannya untuk membantu dan mendorong tumbuhnya usaha produktif di desa,” jelas Wabup Djira.

Wabup menambahkan verifikasi kelompok usaha sangat penting, namun harus diingat jangan sampai verifikasi tersebut justru mempersulit kelompok

“Kalau ada proposal yang diajukan kelompok usaha tidak lolos, segera dikembalikan ke PMD untuk diteliti dan dicari solusinya. Tim verifikasi harus bergerak cepat agar masyarakat merasa benar-benar dibantu,” jelasnya.

Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Morowali Utara Charles Natanael Toha mengemukakan, kelompok penerima manfaat BKK tahun 2022 dan 2023 berjumlah 1.043 kelompok. Dari jumlah tersebut terdapat 678 kelompok aktif dan berkembang dan 365 kelompok membutuhkan pembinaan.

“Dari hasil monitoring dan evaluasi terdapat beberapa kelompok penerima bantuan tahun 2022 dan 2023 yang usahanya berkembang dan memperoleh penghasilan dari hasil bantuan dana BKK,” jelasnya.

Kelompok-kelompok tersebut dapat mengajukan kembali proposal permintaan dana BKK tahun 2024 dan akan menjadi prioritas dalam pengembangan usaha termasuk dengan pemasaran hasil usaha kelompok.

Pada tahun 2024, hingga saat ini terdapat 515 proposal dari 97 desa dengan nilai sebesar Rp 29 miliar. Proposal ini akan diverifikasi oleh tim untuk selanjutnya diproses pencairannya.

Dalam dapat evaluasi dan perumusan BKK tahun 2024, turut hadir Kepala Bappelitbangda Gersom Tandi, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Masjudin, Kepala Dinas Sosial Patta Toba, Kabag ULP Moh. Ridho Hamzah, Kadis Perikanan Pitosmo Lameanda, dan beberapa perwakilan OPD terkait lainnya.

Selain itu, juga hadir tenaga pendamping profesional program pembangunan pemberdayaan masyarakat desa, tim verifikator BKK dan Tim Keranjang Belanja (KerBel).***

banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *